Rujukandesa.com, Takalar – Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi menjadi pembicara pembuka kunjungan dalam acara TalkShow bertajuk Digitalisasi Ekonomi Desa yang diselenggarakan di Gedung Aula Pemerintah Desa Panyangkalang Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar, Rabu (16/12).
Dalam sambutannya, Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi, menyebutkan hikmah akibat Pandemi COVID-19. Menurutnya, selain memberikan kegelisahan dan kesulitan, Pandemi COVID-19 juga memberikan hikmah yang luar biasa.
“Hikmahnya adalah bahwa kita semakin sadar, semakin paham bahwa digitalisasi adalah sesuatu yang tidak terelakkan lagi di masa-masa yang akan datang. Terutama untuk bangsa kita. Dan kita berharap digitalisasi ini bukan hanya di perkotaan, tapi juga di desa. Jangan sampai desa ini hanya menjadi penonton dari sebuah proses digitalisasi yang melanda di seluruh dunia," kata Wamendes.
Kemudian, ia juga menyebutkan aspek-aspek penting yang akan menopang terwujudnya digitalisasi ekonomi desa sebagai bentuk transformasi menuju Indonesia maju. Ada lima aspek penting untuk mewujudkan digitalisasi ekonomi desa yakni kebijakan atau regulasi, infrastruktur, kelembagaan, ekosistem, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Ini tantangan kita, karena digitalisasi ekonomi mensyaratkan kemampuan SDM, terutama dalam menghadapi pola ekosistem bisnis baru,” ungkapnya.
Selain itu, Budi Arie juga menyebutkan tiga ciri-ciri desa yang mempunyai potensi untuk menjadi desa maju. “Masih banyak anak muda yang menetap di desa, SDM-nya kreatif dan inovatif, dan partisipasi warga itu sendiri. Itu kunci menuju desa maju," tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov.Sul-Sel, Ashari Fakhsirie Radjamilo sangat mengapresiasi dan akan mendukung penuh program-program Kemendes PDTT. Menurutnya, selain menjadi agen development, pihaknya juga mempunyai tugas penting untuk menumbuhkan ekonomi nasional secara menyeluruh.
"Ini kita sebenarnya saling membutuhkan dan menguntungkan dalam kerja sama ini. Tujuan kita adalah bagaimana memakmurkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan menumbuhkan perekonomian Indonesia secara menyeluruh," terangnya.
Di Talk Show Digitalisasi Desa hadir pula Ketua Umum DPP Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Dr H Sindawa Tarang, Komisioner Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Khaerul Mannan dan Ketua badan pekerja Anti Corruption Committe (ACC) Sulsel Kadir Wokanubun, serta Komite Pemantau Legislatif Syamsuddin Alimsyah, Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa dan tentu saja Kades Panyangkalang Ahmad Sabang sebagai tuan rumah.
Komisioner Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Khaerul Mannan mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan Talk Show Digitalisasi Desa.
"Kami dari komisi informasi Sulsel sangat mengapresiasi kegiatan ini. karena ini salah satu bentuk komitmen dan keinginan kita semua untuk bagaimana persoalan keterbukaan informasi itu tidak hanya pada level pemerintah daerah tetapi bagaimana bisa sampai ke tingkat Desa, "ungkapnya.
Menurut Khaerul Mannan Digitalisasi Desa merupakan langkah maju di jaman digital. "Kegiatan Digitalisasi Desa hari ini, saya kira ini merupakan langkah maju karena memang kalau kita melihat arah pengembangan pembangunan untuk tahun depan itu mencakup tiga hal yakni ketahanan pangan Desa, Digitalisasi Desa, kemudian pengembangan ekonomi, " tambahnya.
Ia menjelaskan jika melihat UU tentang informasi keterbukaan publik kemudian dijabarkan melalui peraturan KI Desa itu merupakan badan publik.
"Karena Desa adalah badan publik. Maka memang ada serangkaian kewajiban tugas yang harus dilakukan kaitannya dengan inplementasi keterbukaan publik. Hak masyarakat untuk mengetahui informasi itu merupakan Hak Asasi Manusia. Dan tentu Pemerintah Desa harus menyiapkan hal tersebut, baik itu dalam layanan informasi publik, maupun dalam bentuk menyiapkan daftar informasi publik yang menjadi kewajiban," sebutnya.
Ia juga berharap program Digitalisasi Desa ini bisa menjadi pendorong bagi keterbukaan informasi. "Karena ini menjadi sarana yang efektif, efisien bagi masyarakat Desa agar mengetahui bagaimana siklus pembangunan di Desa, sehingga tidak ada lagi informasi-informasi yang tidak sampai ke masyarakat," tandas Khaerul Mannan.
Sementara Kepala Desa Panyangkalang Ahmad Sabang menuturkan pengembangan Digitalisasi Desa membutuhkan modal dasar tentang bangunan pondasi bagaimana selanjutnya mengembangkan Digitalisasi Desa. Tentunya adalah akses Internet yang cukup memadai sehingga pengembangan Digitalisasi Desa ini dapat berjalan dengan baik ditataran atau ditingkat Desa yang ada.
"Memang sesuai data yang ada masih ada beberapa Desa diseluruh wilayah Indonesia belum terakses jaringan internet. Namun demikian saya fikir sebagian besar seluruh Desa di tanah air ini sudah terakses Internet dengan berbagai macam provider yang ada," katanya.
Merujuk pada pidato Presiden Joko Widodo, kata Ahmad banyak menitip beratkan revolusi industri 4.0 sehingga kata dia tentu arahan ini bagi di pemerintah Desa tentu lebih berinovasi untuk melakukan kegiatan yang bersifat Digitalisasi Desa.
"Di Kabupaten Takalar sendiri Desa Panyangkalang adalah salah satu desa yang telah mengembangkan digitalsi Desa tersebut dimana penyediaan sarana Internet yang kami Lakukan dikelola oleh Bumdes. Namun meskipun ada beberapa bagian kekurangan-kekurangan, tentunya inilah kedepan yang akan kita benahi Digitalisasi Desa tersebut sesuai harapan, " ucapnya.
"Kami juga mengembangkan sosial dasar kepada masyarakat. karena Internet ini sebuah keniscayaan tak terkecuali bagi komponen masyarakat desa. kehadiran Internet di Desa tentunya ini sudah menjadi aspek dari pada pelayanan sosial dasar kepada masyarakat apalagi ditengah pandemi Covid-19 tentu sangat terasa," pungkas Kades Panyangkalang