RujukanDesa.com- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam kunjungan resmi ke China, yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama di sektor perikanan antara kedua negara. Kunjungan ini, yang berlangsung sejak akhir pekan lalu, difokuskan pada peningkatan hubungan bilateral di bidang pengelolaan sumber daya laut, teknologi perikanan, serta perdagangan produk perikanan.
Trenggono, yang turut hadir dalam pertemuan dengan pejabat tinggi China, menegaskan bahwa kerja sama di sektor perikanan sangat penting bagi Indonesia, yang merupakan negara kepulauan dengan potensi kelautan dan perikanan yang besar. “Kunjungan ini adalah peluang untuk memperluas kolaborasi dalam pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, serta meningkatkan akses pasar bagi produk perikanan Indonesia di China, yang merupakan salah satu pasar terbesar dunia,” ujar Trenggono dalam keterangan resmi yang diterima oleh redaksi.
Selama kunjungan tersebut, Trenggono dan delegasi Indonesia mengadakan serangkaian pertemuan dengan pejabat dari Kementerian Perikanan dan Sumber Daya Laut China, serta sejumlah perusahaan perikanan besar di negara tersebut. Puncak dari pertemuan ini adalah penandatanganan beberapa nota kesepahaman (MoU) yang mencakup pengembangan teknologi budidaya ikan, riset kelautan, dan pengolahan hasil perikanan.
Penandatanganan TCG menjadi bagian dari Implementing Arrangement yang sebelumnya sudah ditandatangani kedua belah pihak pada awal September tahun lalu. Penandatanganan ini sekaligus mempererat kerja sama perikanan yang berkelanjutan antara kedua negara.
“Tiongkok merupakan mitra kerja sama yang strategis dan masuk dalam lima besar pasar perikanan Indonesia. Dengan penandatanganan TCG ini, kerjasama perikanan dua negara bisa memperkuat sektor perikanan kita,” kata Trenggono.
TCG mencakup 12 bagian pengaturan kerja sama Indonesia – Tiongkok, diantaranya mengenai perusahaan patungan, kapal hingga kuota penangkapan ikan. Sedangkan ruang lingkup kerja sama yang akan dilakukan meliputi bidang perikanan tangkap dan pengolahan produk perikanan sesuai ketentuan hukum di Indonesia.
Di dalamnya juga mencakup perjanjian terkait pembangunan fasilitas perikanan di darat, termasuk pelabuhan perikanan, pertukaran keterampilan, pelatihan, dan data relevan terkait sektor perikanan.
“Serta kolaborasi untuk memastikan pemenuhan kesejahteraan pekerja perikanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah penangkapan ikan dengan peningkatan sektor hilirisasi hasil perikanan,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan kedua belah pihak saling berkomitmen untuk melakukan pengawasan dan evaluasi secara ketat dan kontinu agar sumber daya ikan dan lingkungan tetap terjaga dengan baik serta mencegah terjadinya kegiatan penangkapan ikan yang tidak sah, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing).
“TCG ini merupakan bagian dari hubungan kerja sama RI-RRT di bidang perikanan,” terang Trenggono.
Menteri KKP menambahkan, TCG merupakan perjanjian strategis untuk membangun ketahanan pangan serta dapat menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan negara bagi kesejahteraan masyarakat nelayan.
Menteri Trenggono mengunjungi China untuk mendampingi Presiden Prabowo pada sejumlah agenda kenegaraan. Di antaranya pertemuan bilateral Presiden Prabowo dengan Ketua Komite Kongres Rakyat Nasional Zhao Leji, Perdana Menteri Li Qiang serta Presiden Xi Jinping.
Prabowo, yang juga memimpin delegasi Indonesia, menekankan pentingnya kerja sama dengan China untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia melalui penguatan sektor perikanan. “Indonesia membutuhkan teknologi dan pengalaman dari negara-negara maju seperti China untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan, serta memperbaiki sistem distribusi dan pengolahan hasil perikanan,” kata Prabowo.
Salah satu aspek utama yang dibahas dalam kunjungan ini adalah penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan di sektor perikanan. Trenggono menyebutkan bahwa China memiliki teknologi canggih dalam hal budidaya ikan dan pengolahan hasil laut, yang dapat diadaptasi di Indonesia untuk mendongkrak produksi perikanan secara berkelanjutan.
Selain itu, peningkatan akses pasar bagi produk perikanan Indonesia juga menjadi agenda penting. “China adalah pasar yang sangat besar untuk produk perikanan, dan kami ingin memastikan produk-produk perikanan Indonesia, seperti udang, tuna, dan ikan lainnya, bisa menembus pasar tersebut dengan lebih mudah,” jelas Trenggono.
Kerja sama ini juga diharapkan dapat membuka peluang bagi nelayan Indonesia untuk memperoleh teknologi dan pelatihan dalam praktik perikanan yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor perikanan Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penurunan stok ikan, perubahan iklim, hingga persaingan pasar internasional. Kerja sama dengan China diharapkan bisa menjadi solusi bagi beberapa permasalahan tersebut.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara besar, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada sektor-sektor unggulan seperti perikanan dan kelautan.