News  

STII Perkenalkan Padi Trisakti untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

Muktamar ke-VI OK OCE STII di Bogor

RujukanDesa.com- Serikat Tani Islam Indonesia (STII) telah sukses menggelar Muktamar ke-VI di Kampus Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (7/12/2024), dengan mengangkat tema yang sangat relevan di tengah tantangan global, yaitu “Peran STII dalam Industri 5.0 untuk Ketahanan Pangan”. Muktamar ini menjadi ajang penting bagi para petani dan penggiat pertanian di Indonesia untuk berkumpul dan berbagi ide serta inovasi terkini yang dapat mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional. Salah satu sorotan utama dalam acara ini adalah perkenalan varietas padi unggulan baru yang diberi nama Trisakti, yang diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.

Varietas padi Trisakti ini memiliki potensi yang sangat luar biasa, yakni mampu dipanen dalam waktu hanya 75 hari, jauh lebih cepat dibandingkan dengan varietas padi yang biasa ditanam di Indonesia yang membutuhkan waktu lebih lama. Ketua Umum STII, Fathurrahman Mahfudz, menjelaskan bahwa teknologi pertanian yang digunakan pada varietas Trisakti ini memungkinkan petani untuk mendapatkan hasil panen yang sangat tinggi, yaitu sekitar 8 ton per hektare. Angka ini jauh di atas rata-rata hasil panen padi nasional yang hanya berkisar antara 4 hingga 5 ton per hektare. Mahfudz menambahkan bahwa penerapan teknologi ini secara lebih luas tidak hanya akan meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan pangan, yang selama ini menjadi salah satu tantangan besar dalam menjaga stabilitas pasokan pangan domestik.

“Dengan menggunakan teknologi terbaru dan varietas padi unggulan ini, kita dapat meningkatkan hasil pertanian secara signifikan. Ini bukan hanya soal jumlah, tetapi juga tentang kualitas dan ketahanan pangan yang lebih baik untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujar Mahfudz. Ia menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia, yang bisa tercapai apabila semua pihak bersatu dalam mencapai tujuan tersebut.

Selain membahas inovasi varietas padi, dalam Muktamar ke-VI ini, Mahfudz juga menyampaikan dukungan penuh dari STII terhadap program makan bergizi gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini, menurutnya, merupakan langkah strategis yang dapat memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. “Kami di STII baru kali ini merasakan perhatian besar yang diberikan oleh seorang Presiden terhadap dunia pertanian. Ini memberikan energi baru bagi kami untuk bergerak lebih maju, untuk bersama-sama mencapai kedaulatan pangan yang kita idamkan,” ujar Mahfudz dengan penuh semangat.

Mahfudz juga mengungkapkan harapannya agar pemerintah dapat terus memperkuat koordinasi antara sektor pertanian dan berbagai kementerian terkait dalam upaya mencapai swasembada pangan di Indonesia. Ia menyarankan agar pemerintah memberikan perhatian lebih pada pengembangan komoditas pangan utama seperti beras, jagung, kedelai, dan tebu. Menurutnya, dengan memperkuat sektor-sektor pertanian ini, Indonesia tidak hanya akan mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri tetapi juga dapat meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar internasional.

“Muktamar ini adalah momentum yang sangat penting bagi STII untuk menjawab tantangan besar ketahanan pangan di era Industri 5.0. Kami percaya bahwa dengan sinergi yang erat antara pemerintah, petani, dan semua elemen masyarakat, Indonesia bisa mencapai swasembada pangan dan kedaulatan di sektor pertanian,” ujar Mahfudz. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, yang jika dikelola dengan baik, dapat menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa.

Pada kesempatan tersebut, Mahfudz juga mengajak seluruh pihak untuk lebih peduli dan berkolaborasi demi meningkatkan produktivitas pertanian, yang tidak hanya akan memperkuat ketahanan pangan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. “Kami percaya Presiden serius dalam program-program pertanian ini. Mari kita bekerja bersama-sama demi mewujudkan ketahanan pangan nasional yang lebih baik. Dengan kolaborasi yang solid, kita pasti bisa mencapai semua itu,” pungkasnya.

Dengan semangat yang tinggi dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, Muktamar ke-VI STII ini menegaskan pentingnya peran sektor pertanian dalam menghadapi tantangan global, terutama di era Industri 5.0. Berbagai inovasi, teknologi, dan program-program strategis seperti yang diperkenalkan dalam acara ini menjadi langkah maju dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia. Kini, tinggal menunggu kolaborasi lebih lanjut antara pemerintah, petani, dan masyarakat untuk merealisasikan tujuan besar tersebut.