RujukanDesa.com- Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng figur publik terkenal, Raffi Ahmad, yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden, untuk mendorong regenerasi petani di Indonesia. Kerja sama ini diharapkan bisa menginspirasi generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, untuk melihat sektor pertanian sebagai pilihan karier yang menjanjikan, sekaligus penting untuk ketahanan pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa dengan pengaruh besar Raffi Ahmad di kalangan anak muda, ia diharapkan dapat mengubah pandangan negatif yang selama ini melekat pada dunia pertanian. “Raffi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi minat anak muda melalui konten-konten inspiratif di media sosial. Kami berharap ini bisa membuat pertanian menjadi lebih menarik dan relevan di mata mereka,” ujar Sudaryono.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata usia petani Indonesia kini berada di atas 45 tahun, dengan sekitar 71% petani berusia di atas 45 tahun. Hanya 29% petani yang berusia di bawah 45 tahun, menandakan adanya kesenjangan usia yang cukup besar. Hal ini tentu menjadi tantangan serius untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian di masa depan. Survei dari Jakpat juga menunjukkan bahwa hanya 6 dari 100 anak muda Gen Z yang tertarik bekerja di sektor ini.
Menyadari tantangan ini, Sudaryono berharap Raffi dapat membantu memperkenalkan pertanian sebagai sektor yang modern dan menguntungkan. Ia juga menambahkan bahwa Kementan bersama Raffi akan merancang program konkret, seperti peningkatan ekspor komoditas pertanian dan hilirisasi produk untuk membuka lebih banyak peluang karier bagi generasi muda.
Mengubah Persepsi Negatif dan Meningkatkan Daya Saing
Salah satu tantangan terbesar adalah persepsi negatif yang dimiliki sebagian besar anak muda tentang pertanian. Berdasarkan survei, alasan utama mereka enggan terjun ke sektor ini adalah kurangnya prospek karier (36,3%), risiko kerja yang tinggi (33,3%), dan pendapatan yang dianggap rendah (20%). Untuk itu, Sudaryono menilai pentingnya merancang peta jalan untuk memodernisasi sektor pertanian, menjadikannya lebih menarik dan berkelanjutan.
Selain itu, Sudaryono juga menyoroti kisah sukses petani milenial di Indonesia yang telah meraih keberhasilan besar, yang akan dijadikan bagian dari kampanye untuk menunjukkan bahwa pertanian dapat menjadi pilihan karier yang menguntungkan dan prestisius. “Dengan teknologi dan inovasi, pertanian bisa menjadi sektor yang sangat menjanjikan, bahkan bagi generasi digital,” tambahnya.
Belajar dari Keberhasilan China dalam Regenerasi Petani
China menjadi contoh sukses dalam menggaet generasi muda ke sektor pertanian melalui dukungan pemerintah, yang menyediakan subsidi, teknologi modern, dan jaminan pasar. Sudaryono percaya bahwa Indonesia dapat menerapkan pendekatan serupa dengan fokus pada akses permodalan, pengembangan kapasitas, dan jaringan pasar yang stabil.
Teknologi sebagai Kunci Masa Depan Pertanian
Sudaryono juga menekankan bahwa regenerasi petani tidak hanya soal menarik minat, tetapi juga meningkatkan daya saing melalui teknologi. Penggunaan teknologi modern seperti Internet of Things (IoT), drone untuk pemetaan lahan, serta aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk prediksi cuaca dan pengelolaan hama dapat meningkatkan hasil tani secara signifikan. “Dengan teknologi, kami yakin sektor pertanian akan semakin menarik bagi generasi muda dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan Indonesia,” jelas Sudaryono.
Kolaborasi untuk Masa Depan Pertanian Indonesia
Selain kerja sama dengan Raffi Ahmad, Kementan juga akan mendorong kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga pelatihan untuk membekali para calon petani muda dengan keterampilan dan pengetahuan terkini. “Ini bukan hanya langkah seremonial, tetapi sebuah gerakan yang diharapkan membawa dampak jangka panjang bagi ketahanan pangan Indonesia,” tegas Sudaryono.
Dengan gerakan ini, Kementan berharap dapat melahirkan petani muda yang tidak hanya terampil di bidang pertanian, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk membawa sektor ini ke arah yang lebih maju. Regenerasi petani muda menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas pangan Indonesia, terutama di tengah tantangan ketahanan pangan global yang semakin kompleks.