RujukanDesa.com, Jawa Tengah – Pada pertemuan bersama kepala desa se-Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Rabu (3/1/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmen pemerintah dalam pembangunan merata hingga ke pelosok desa. Jokowi menyoroti dana desa yang telah mencapai Rp539 triliun untuk mendukung pembangunan desa di seluruh Indonesia.
“Penting untuk dicatat, sampai saat ini, dana desa yang telah disalurkan mencapai Rp539 triliun untuk pembangunan desa-desa di seluruh Tanah Air. Rp539 triliun, niku duit kathah sanget lo, uang gede banget lo,” ujar Jokowi dengan penuh semangat dalam pertemuan di Desa Pagak, Kabupaten Banjarnegara.
Menurutnya, angka tersebut sebenarnya tidak kecil jika dibandingkan dengan anggaran pembangunan proyek-proyek lainnya. Jokowi memberikan perbandingan dengan anggaran pembangunan bandara dan bendungan yang jauh lebih sedikit dibandingkan dana desa.
“Airport niku gawe airport sedengan ngoten nggih itu Rp2 triliun. La niki berarti dadi kiro-kiro 250 airport gedhe. Bendungan niku Rp1 triliun, Rp15 triliun berarti dadi kira-kira 400 bendungan waduk. Kalau dijadikan artinya, uang itu gede sekali,” jelasnya dengan penuh antusias.
Namun, Jokowi juga menyoroti bahwa pembangunan jalan desa sudah mencapai 350 ribu kilometer, melebihi panjang pembangunan jalan tol. Menurutnya, jalan tol yang hanya sepanjang 2040 kilometer tidak sebanding dengan pembangunan jalan desa di 74.800 desa di seluruh Indonesia.
“Jalan tol enggak ada apa-apanya, hanya 2040 kilometer. Jalan desa 350 ribu kilometer karena kita memiliki 74.800 desa di seluruh Tanah Air ini. Kalau 1 desa saja 5 kilo, berarti kali 75 berarti sudah 350 ribu jalan desa,” tambahnya.
Dalam konteks ini, Jokowi berharap agar dana desa yang tersalurkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Ia mendorong agar penggunaan dana desa lebih efisien, contohnya dengan membangun infrastruktur desa menggunakan bahan-bahan lokal.
“Sering saya ucapkan, bolak-balik beli batu-batanya lokal di desa atau paling jauh di kecamatan. Jangan diberi anggaran dana desa misalnya Rp15 miliar belonjone teng Jakarta. Ketok e luweh murah tapi perputaran uang jadi berpindah dari desa ke Jakarta, balik lagi uangnya,” tuturnya dengan tegas.
Jokowi berharap kegiatan perekonomian di desa dapat mendorong peredaran dan perputaran uang di wilayahnya masing-masing. Meskipun harga bahan bangunan sedikit lebih mahal, namun hal ini dianggapnya sebagai investasi untuk mendukung ekonomi lokal.
“Biarkan uang itu beredar, meskipun harganya sedikit lebih mahal, tapi uangnya beredar di desa kita,” pungkas Jokowi dengan harapan agar dana desa dapat semakin memberikan manfaat nyata bagi kemajuan masyarakat desa di Indonesia.