News  

Pemkab Malang Terima Hibah Rp 39 Miliar Tingkatkan Pertanian

Lahan pertanian menerima bantuan IFAD dan IsDB (Foto: Dok. Istimewa)

RujukanDesa.com- Pemerintah Kabupaten Malang baru-baru ini menerima dana hibah yang sangat signifikan, sebesar Rp 39 miliar, dari dua lembaga internasional terkemuka: Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD). Bantuan ini diberikan sebagai bagian dari kerja sama yang bertujuan memperkuat sektor pertanian di Kabupaten Malang, dengan fokus khusus pada pemanfaatan potensi dataran tinggi yang ada di wilayah tersebut. Kerja sama yang sudah dimulai sejak tahun 2021 ini dipandang sebagai upaya strategis untuk mendukung ketahanan pangan, yang semakin penting setelah dampak besar yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19.

Plt Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, dalam kesempatan yang berbeda mengatakan bahwa program UPLAND (Upland Agriculture and Development) yang dilaksanakan dengan bantuan dana hibah ini telah memberikan dampak yang sangat positif bagi para petani di Kabupaten Malang. Program ini tidak hanya bermanfaat bagi petani langsung, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat secara keseluruhan, termasuk sektor non-pertanian. Menurut Didik, respons dari masyarakat, khususnya petani, sangat positif, dan program ini telah memberikan dampak yang luar biasa dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Dengan adanya pelatihan, fasilitas, dan dukungan lainnya, para petani di tiga desa yang terletak di dua kecamatan—Pujon dan Ngantang—telah merasakan manfaat langsung.

Meski program UPLAND ini akan berakhir pada tahun 2024, Plt Bupati Didik berharap bahwa manfaat yang telah dirasakan oleh petani dan masyarakat dapat terus berkembang, dan petani tetap dapat memanfaatkan potensi yang ada. Ia juga menekankan bahwa meskipun program ini akan berakhir, fasilitas, pelatihan, dan dukungan yang telah diberikan akan terus mendukung produktivitas dan pendapatan para petani di masa mendatang. “Kami yakin potensi yang ada, baik dari sisi fasilitas maupun keterampilan yang sudah diberikan, akan terus mendukung kemajuan sektor pertanian di Kabupaten Malang,” ujar Didik.

Program UPLAND ini terfokus pada komoditas bawang merah, dengan salah satu jenis yang menjadi unggulan adalah bawang merah umbul batu hijau. Bawang merah ini memiliki kualitas yang sangat baik dan sudah cukup dikenal di pasar lokal. Bahkan, hasil panen dari bawang merah yang dihasilkan di wilayah ini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga mampu memenuhi permintaan pasar nasional. Hal ini menjadi bukti bahwa potensi pertanian di dataran tinggi Kabupaten Malang memiliki daya saing yang tinggi di pasar yang lebih luas.

Selama pelaksanaan proyek UPLAND, lebih dari 93% dari total dana hibah sebesar Rp 39 miliar telah digunakan untuk berbagai macam kegiatan yang mendukung sektor pertanian, seperti pembangunan embung, jalan usaha tani, irigasi, serta pengadaan alat dan mesin pertanian. Selain itu, sarana dan prasarana untuk mendukung produksi bawang merah juga telah disediakan. Di tiga desa yang menjadi lokasi program—Desa Ngabab, Desa Pujon Kidul, dan Desa Purworejo—program ini telah memberikan manfaat bagi ribuan petani, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penerima manfaat langsung dari program ini antara lain adalah 3 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), 11 Kelompok Tani (Poktan), dan 2 Kelompok Wanita Tani (KWT), yang berjumlah sekitar 1.254 rumah tangga dan 1.122 anggota kelompok. Selain itu, sekitar 2.845 orang dari kalangan wanita tani, pemuda tani, dan masyarakat lainnya juga turut merasakan manfaat dari program ini, baik dalam bentuk peningkatan keterampilan maupun akses terhadap pasar yang lebih baik.

Hasil yang dicapai selama pelaksanaan program UPLAND juga cukup menggembirakan. Pada tahun 2023, rata-rata produksi bawang merah mencapai sekitar 10-12 ton per hektare, dengan pendapatan petani berkisar antara Rp 230 juta hingga Rp 276 juta per hektare. Angka ini menjadi indikasi jelas bahwa komoditas bawang merah yang dihasilkan oleh petani di wilayah tersebut memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memenuhi kebutuhan pasar, baik lokal, regional, hingga nasional.

Pemerintah Kabupaten Malang sangat optimis bahwa bawang merah yang dihasilkan di daerah ini akan terus menjadi komoditas unggulan yang dapat menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar, tidak hanya bagi petani tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga-lembaga internasional seperti IsDB dan IFAD, mereka yakin bahwa sektor pertanian Kabupaten Malang akan terus maju dan berkelanjutan.

Hani A Elsadani Salem, Country Director untuk Asia Tenggara dan Pasifik di IFAD, menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan, yang semakin krusial mengingat dampak yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19. IFAD sendiri berkomitmen untuk terus mendukung petani miskin di Indonesia, dengan meningkatkan produktivitas mereka serta menyediakan akses pasar yang lebih baik. “Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan, dan komoditas seperti padi, bawang merah, serta ternak semuanya berkontribusi dalam meningkatkan nilai tambah, yang sangat penting bagi ketahanan pangan di Indonesia,” ujar Hani.

Lebih lanjut, Hani menegaskan bahwa bantuan yang diberikan kepada petani dalam berbagai aspek—mulai dari peningkatan akses pasar, penyediaan sarana pertanian, hingga pelatihan—diharapkan akan meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan. “Kami juga fokus pada upaya pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan petani, dan kami berharap program-program semacam ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat pedesaan di seluruh Indonesia,” tutup Hani.

Dengan optimisme yang tinggi dan dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak, Kabupaten Malang siap untuk terus mengembangkan sektor pertaniannya, memanfaatkan potensi dataran tinggi untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendukung ketahanan pangan nasional.