RujukanDesa.com- Kendang Djembe yang berasal dari Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar Jawa Timur, kini tengah mendapat perhatian internasional. Kerajinan alat musik tradisional ini, yang sebelumnya dikenal di kalangan lokal, kini berhasil menembus pasar ekspor, khususnya ke China. Keberhasilan ini semakin memperkuat reputasi Desa Ngoran sebagai pusat produksi kendang Djembe berkualitas tinggi di Indonesia.
Kendang Djembe adalah alat musik perkusi yang memiliki bentuk unik dan suara yang khas. Alat musik ini terbuat dari kayu yang dipahat dan dibentuk dengan tangan, serta dilapisi kulit kambing atau sapi pada bagian atasnya untuk menghasilkan suara yang bervariasi. Meskipun asal-usulnya dari Afrika, Djembe kini menjadi salah satu instrumen yang populer di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto melepas ekspor kendang ‘Djembe’ atau dikenal dengan nama jimbe ke China senilai Rp 17,6 miliar. Produk ini dikelola oleh BUMDes di Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Dalam acara Lepas Ekspor Kendang Djembe Desa Sejahtera ASTRA Blitar-China di Desa Ngoran Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar (5/11), Yandri mengajak semua komponen bangsa, terutama yang terlibat di pedesaan, untuk melakukan hilirisasi.
Kendang Djembe menjadi bagian dari hilirisasi produk desa dengan memanfaatkan kulit sapi untuk bernilai tinggi hingga bisa diekspor. Berhasilnya ekspor 3.500 ini merupakan kerja sama berbagai pihak seperti Kemendes PDT, Astra, desa, serta masyarakat. Sebanyak 24 unit kontainer Kendang Djembe akan dikirim secara bertahap selama satu tahun.
Yandri meyakini hal ini bisa menjadi contoh seluruh desa dari berbagai daerah dengan kualitas yang terjaga sesuai potensi masing-masing.
“Ngoran akan saya canangkan di mana-mana bahwa Desa Ngoran adalah desa top Indonesia. Produk ekspor itu hari ini perdana dilakukan dan harus kontinuitas dengan kualitas yang harus terus kita pertahankan. Jangan sampai jumlahnya berkurang karena trust adalah modal utama kita dalam memasarkan,” tutur Yandri.
Sekadar informasi, Kemendes PDT telah menyasar 22 BUMDesa dan BUMDesa Bersama di 10 kabupaten 9 Provinsi dan sudah didampingi untuk melakukan ekspor dengan potensi sekitar Rp 25 Miliar. Angka ini dipastikan terus meningkat dengan semakin banyaknya BUMDesa dan BUMDesa Bersama yang terverifikasi badan hukum.
Selain pelepasan ekspor Kendang Djembe, Yandri juga meresmikan Gudang Finishing dan Konsolidasi Ekspor Desa Sejahtera Astra (DSA) Blitar dan meninjau produk UMKM. Ia mengapresiasi BUMDesa yang berhasil meningkatkan nilai jual bahan baku desa seperti nanas menjadi minuman dan kopi yang dipasarkan ke berbagai daerah hingga mancanegara.
Seperti yang diketahui, hilirisasi adalah bagian dari program unggulan Presiden Prabowo menuju Indonesia Emas 2045. Dengan hilirisasi produk desa, swasembada pangan dapat terwujud dan mendukung program makan bergizi gratis, mengingat desa memiliki potensi besar dan sumber daya alam melimpah, serta keterlibatan pihak swasta seperti Astra.
Mendampingi Mendes, hadir dalam acara tersebut yaitu Staf Khusus Muhammad Afif Zamroni, Dirjen PEI Harlina Sulistyorini, dan Kepala BPSDM Luthfiyah Nurlaela.
Hadir pula Kepala Desa Ngoran Imam Saiful, Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil Jawa Timur VI Ahmad Rizki Sadig, Pj Bupati Kabupaten Blitar Jumati, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Iwan.
Lebih lanjut, Kepala Dinas PMD Provinsi Jawa Timur Budi Sarwoto, Chief Of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah, Fasilitator & Local Champion Desa Sejahtera Astra Blitar, Forkopimda Kabupaten Blitar, dan warga binaan Desa Sejahtera Astra Blitar.
Keunikan Kendang Djembe Ngoran
Kendang Djembe asal Desa Ngoran memiliki ciri khas yang membedakannya dari produk sejenis di pasaran. Keunggulan utama terletak pada kualitas bahan baku yang digunakan, yakni kayu pilihan dari hutan sekitar Blitar yang dikenal memiliki ketahanan dan resonansi suara yang baik. Selain itu, proses pembuatan kendang Djembe di Desa Ngoran dilakukan dengan keterampilan turun-temurun yang diwariskan oleh para pengrajin lokal.
Menurut Sugeng Santoso, salah satu pengrajin kendang Djembe di Desa Ngoran, pembuatan kendang Djembe membutuhkan waktu dan ketelitian yang tinggi. “Setiap kendang Djembe yang kami buat adalah hasil tangan terampil. Proses pembuatan mulai dari pemilihan kayu, pembentukan hingga pemasangan kulit semuanya dilakukan dengan hati-hati,” ujar Sugeng.
Salah satu faktor yang membuat kendang Djembe dari Desa Ngoran diminati pasar internasional adalah suaranya yang unik dan resonansi yang kuat. Kendang Djembe Ngoran dikenal dapat menghasilkan suara yang tajam, dalam, dan beragam, yang sangat digemari oleh para musisi dunia.
Masa Depan Kendang Djembe Desa Ngoran
Ke depan, para pengrajin kendang Djembe Desa Ngoran berharap dapat terus mengembangkan kualitas produk dan menembus pasar internasional lebih luas lagi. Mereka juga berencana untuk memproduksi variasi kendang Djembe dengan desain dan ukuran yang lebih bervariasi, guna menarik perhatian pasar yang lebih beragam.
Dengan kualitas yang sudah diakui di pasar internasional, kendang Djembe asal Desa Ngoran berpotensi menjadi komoditas ekspor unggulan yang semakin memperkenalkan kekayaan budaya dan kerajinan tangan Indonesia ke dunia.
Inovasi dan Pelestarian Tradisi
Meskipun sudah berhasil menembus pasar internasional, para pengrajin tetap menjaga nilai-nilai tradisional dalam pembuatan kendang Djembe. Mereka berharap bahwa melalui keberhasilan ini, seni kerajinan Djembe dari Desa Ngoran tidak hanya mendunia, tetapi juga bisa menginspirasi generasi muda untuk terus melestarikan dan mengembangkan kerajinan lokal.