RujukanDesa.com- Hujan deras yang mengguyur Indonesia beberapa hari terakhir telah menimbulkan bencana banjir di Jawa Barat. Tiga wilayah terdampak di antaranya Kabupaten Bandung, Garut, dan Kota Sukabumi.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat menjelaskan di Kota Sukabumi banjir yang terjadi pada Selasa (5/11/2024) terjadi di 44 titik. Sedangkan 8 titik lainnya dilaporkan terjadi longsor. Lalu ada pula pohon tumbang dan tanggul jebol.
Berdasarkan informasi yang dikutip via akun Instagram Pemdaprov Jabar @humas_jabar, BPBD Jawa Barat bekerja sama dengan Dinas Sosial Jawa Barat dan pemerintah kota/kabupaten yang wilayahnya terdampak bencana. Mereka melakukan asesmen terhadap kebutuhan warga.
Pihak BPBD memastikan seluruh bantuan seperti bahan makanan, selimut, dan obat-obatan bisa segera disalurkan kepada para pengungsi dan warga terdampak bencana.
Hujan deras yang menguyur kawasan itu membuat debit air meluap dan berdampak pada 55 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin turun ke lokasi banjir di Jawa Barat. Salah satunya di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
Di desa ini banjir cukup parah sebab ketinggian air di beberapa titik mencapai atap rumah dan berdampak pada 500 kepala keluarga.
Pemrov Jabar melakukan sejumlah langkah, di antaranya melakukan langkah tanggap darurat dan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB) untuk perbaikan rumah warga yang mengalami kerusakan.
“Kami akan segera lakukan tanggap darurat dari Kabupaten Bandung,” ujar Bey Machmudin dilansir dari laman resmi Pemprov Jabar.
Selain meninjau kondisi banjir di Kabupaten Bandung, Bey Machmudin juga turun ke lokasi banjir di Kota Sukabumi.
Titik yang dikunjungi yakni Kelurahan Cikondang, Kelurahan Jayakarsa, dan Kelurahan Sindanglaya.
Bey berpesan kepada masyarakat agar waspada, mengingat prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak hujan ekstrem akan terjadi akhir November sampai Februari.
Tiga Daerah di Jabar Alami Bencana
Bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Selasa (5/11/2024).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar bergerak cepat dengan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat untuk menggelar asesmen dan penanganan korban terdampak bencana tersebut.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat menuturkan, laporan kejadian banjir dan longsor diterima BPBD Jabar terjadi di Kota Sukabumi pada pukul 18.55 WIB.
Laporan banjir limpasan terjadi di 44 titik, sedangkan delapan titik dilaporkan terjadi longsor. BPBD juga menerima laporan pohon tumbang dan tanggul jebol.
“Penyebabnya intensitas hujan yang tinggi, BPBD Kota Sukabumi telah berkoordinasi dengan BPBD Jabar untuk mengantisipasi dampaknya,” ucap Hadi dalam siaran medianya.
Selain itu, Hadi juga melaporkan banjir terjadi di beberapa titik di Kabupaten Garut pada Selasa sekitar pukul 14.30 WIB.
BPBD Kabupaten Garut menerima laporan dari Kecamatan Cisurupan terkait kejadian bencana banjir. Banjir ini disebabkan oleh hujan berintensitas tinggi, yang menyebabkan air meluap ke jalan raya dan mengganggu akses lalu lintas. Material lumpur pasca banjir menyebabkan kendala sementara bagi kendaraan roda empat maupun roda dua.
“Air sudah mulai surut, pembersihan material lumpur sedang dilakukan pembersihan dengan alat berat oleh UPTD Bina Marga Provinsi,” ujar Hadi.
Sementara banjir di Kabupaten Bandung terjadi di wilayah Desa Wargaluyu Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Laporan diterima pukul 20.00 WIB.
Akibat hujan deras, debit air meluap dan membuat 55 keluarga terdampak banjir (200 jiwa). BPBD tengah berupaya melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir ke lokasi pengungsian yang aman.
“Saat ini kebutuhan mendesak adalah obat obatan, selimut dan makanan siap saji atau sembako,” tuturnya.
Banjir yang melanda beberapa desa di Jawa Barat menunjukkan betapa pentingnya upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di daerah rawan bencana. Warga yang terdampak berharap agar bantuan terus mengalir dan infrastruktur dapat segera diperbaiki, sementara pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menghadapi tantangan yang semakin besar akibat perubahan iklim ini.