Rujukandesa.com — Bupati Takalar, H. Syamsari, S.Pt, M.M dihadapan para siswa yang didampingi oleh orang tuanya menyampaikan bahwa program satu desa satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam rangka percepatan penuntasan wajib belajar 12 tahun di Takalar, akan menjadi warisan untuk masyarakat saat jabatannya berakhir, Selasa (29/6).
"Program ini akan menjadi warisan saya untuk masyarakat ketika masa jabatan saya berakhir tahun depan. Ini akan memberi manfaat kepada masyarakat jika dilaksanakan dengan baik, bahkan jika nanti bupati yang baru ada," ujarnya saat launcing PKBM.
Lebih lanjut, Syamsari menjelaskan tujuan program ini adalah dalam rangka menuju takalar yang unggul, sejahtera dan bermartabat.
"Karena kita tahu dari hasil pendataan rata-rata lama sekolah 7,91 tahun di Takalar. Dan kita tahu rata lama sekolah di Indonesia itu sekitar 8 tahun lebih. Jadi, ini adalah upaya kita bersama dengan membuat pusat kegiatan belajar yang akan mendorong anak-anak kita yang putus sekolah untuk kembali lagi bersekolah," jelasnya.
Beliau juga mencontohkan, Di Desa Kampung beru anak putus sekolah berjumlah kurang lebih 100 anak, inilah yang harus diintervensi bersama dengan anak-anak di Desa lainnya yang harus kembali bersekolah melalui PKBM.
Program ini merupakan program bersama oleh seluruh OPD (Organisasi Perangkat Desa) yang berkaitan seperti Bapelitbang yang menjadi penggagas dari program ini dan tentu dari Dinas Pendidikan dan OPD lainnya.
"Nanti kita akan memasukkan Perbupnya terkait program-program dari OPD untuk mengisi dari materi PKBM ini agar tidak monoton seperti sekolah formal lainnya, tetapi diberi tambahan Seperti life skill dan local wisdom seperti seni lokal dan khas dari masing-masing desa," tambahnya.
Life skill kata Bupati bisa diperoleh dengan bekerjasama BLK (Balai Latihan Kerja) untuk memberikan keterampilan yang ada dalam program BLK dan untuk seni akan bekerjsama dengan seniman lokal untuk mengajarkan seni tradisional yang menjadi khas dari desa tersebut.
Sementara itu, Kepala Bapelitbang, Rahmansyah Lantara menyampaikan bahwa jumlah PKBM di Takalar saat ini ada 35 yang tersebar di 27 desa dari total 100 desa/kelurahan.
Dari jumlah tersebut, ada desa yang memiliki 5 PKBM, dan ada desa bahkan yang tidak memiliki PKBM yang menunjukkan ketimpangan dan tidak sesuai dengan amanat pemerintah pusat. Inilah yang menjadi landasan program 1 desa 1 PKBM untuk membuat anak-anak putus sekolah kembali bersekolah.
"Selain itu, landasan paling kuat dari program ini adalah keinginan Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati untuk membuat anak-anak putus sekolah kembali bersekolah pada awal masa jabatan beliau. Namun, yang jadi pertanyaan adalah dimana tempatnya?? Dan PKBM inilah yang akan menjadi wadah untuk anak-anak kita," papar Rahmansyah.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak putus sekolah di Takalar mencapai 60 persen lebih. Jika dirata-ratakan mencapai hampir 100 ribu lebih anak-anak yang tidak lulus SMA di Takalar, bahkan ada juga yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan.
"Dan mulai hari ini, melalui gerakan ini Pak Bupati akan mengembalikan anak-anak kita yang putus sekolah kembali bersekolah. PKBM inilah yang menjadi wadah anak-anak kita yang putus sekolah bahkan tidak pernah bersekolah untuk mendapatkan pendidikan dan keterampilan," pungkasnya.
Ada dua PKBM yang diresmikan yakni PKBM Asafa Indah, Desa Kampung Beru, Kecamatan Polongbangkeng Utara, dan PKBM Sahabat Desa Kalebentang, Kecamatan Galesong.