RujukanDesa.com- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memperlihatkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dengan menyalurkan kredit sebesar Rp 199,83 triliun kepada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Langkah ini diambil untuk mendukung berbagai subsektor pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, hingga perikanan. Selain itu, BRI tidak hanya fokus pada pendanaan semata, tetapi juga berupaya memberdayakan petani melalui berbagai program pendampingan, pelatihan, dan digitalisasi sektor pertanian guna meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menekankan bahwa sektor pertanian memegang peranan sangat vital dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. “Sektor pertanian bukan hanya menjadi tulang punggung perekonomian nasional, tetapi juga memiliki peran kunci dalam menjamin ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kami akan terus memperluas akses pembiayaan kepada para pelaku sektor pertanian, mulai dari petani kecil hingga agribisnis besar,” jelas Sunarso dalam keterangan tertulis, Kamis (5/12/2024).
Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan bahwa BRI berkomitmen untuk mendukung ketahanan pangan sebagai salah satu langkah strategis untuk membawa Indonesia keluar dari perangkap pendapatan menengah. Berdasarkan kajian Bappenas, Indonesia diperkirakan bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah pada tahun 2041, asalkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai minimal 6% per tahun. Dengan meningkatkan sektor pertanian, Indonesia dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sunarso menjelaskan bahwa untuk keluar dari jebakan tersebut, pendapatan per kapita Indonesia harus berada di atas angka US$ 4.465, menurut World Bank. Ia juga menekankan bahwa salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan ekonomi 6% adalah investasi pada human capital—nilai ekonomi yang berasal dari pengalaman dan keterampilan pekerja. Untuk itu, perlu adanya upaya pengembangan yang terfokus pada tiga faktor utama.
Pertama, Indonesia perlu fokus dalam memenuhi kebutuhan pangan yang bergizi dan berkualitas. “Ketahanan pangan menjadi sangat penting, dan kita perlu memiliki strategi yang khusus, spesifik, dan visioner dalam menghadapinya,” ujar Sunarso. Kedua, negara harus memastikan terciptanya kesejahteraan bagi rakyat melalui penciptaan lapangan pekerjaan yang merata. “Pemerataan kesempatan kerja menjadi sangat penting, sehingga setiap orang pada usia produktif dapat berpartisipasi aktif dalam ekonomi,” kata Sunarso.
Ketiga, untuk mencapai pemerataan kesempatan kerja yang adil, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sunarso menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang inklusif memungkinkan pemerataan manfaat dan peluang bagi seluruh lapisan masyarakat, serta memberikan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang. “Investasi terbesar adalah pada human capital, yang bisa tercapai dengan memastikan nutrisi dan pangan yang cukup dan bergizi bagi masyarakat. Dengan demikian, kita akan mencapai pertumbuhan yang inklusif dan pemerataan yang lebih baik,” tambah Sunarso.
Dengan komitmen ini, BRI bertekad untuk terus mendukung sektor pertanian Indonesia agar dapat menciptakan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan. Melalui pembiayaan yang lebih mudah diakses, pelatihan yang tepat, serta penerapan teknologi digital, BRI berharap sektor pertanian dapat lebih maju dan berdampak langsung pada kesejahteraan petani serta masyarakat Indonesia pada umumnya. Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BRI berperan aktif dalam mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan membawa Indonesia keluar dari perangkap pendapatan menengah dan menuju masa depan yang lebih sejahtera.